Ini tulisan punya adik saya...saya tertarik published di blog saya karena saya pikir ini patut dibaca terutama bagi semua wanita muda yang sedang mengalami krisis jati diri di era serba high-life, high-tech, and high-pressure...Semoga qta tetap bisa jadi wanita yang down-to-earth, yang tau siapa diri kita sebenarnya dan tau apa yang kita mau...semanagt terus, percaya diri, jangan pedulikan apa kata orang tentang dirimu...mereka cuma nggak tau kalau kamu itu FABULOUS!!!
Judul diatas saya analogikan semata-mata karena 3B biasanya berkaitan erat sama poin penting seorang wanita.
Ya.. 3B ... Behel, Blackberry, and Branded.
Sebuah analogi perempuan jaman sekarang ga jauh dari 3 itu.
Entah kenapa tiba-tiba terbesit dalam ppemikiran saya kalau anak jaman sekarang khususnya penghuni daerah ibukota kerap terlihat dengan LABEL 3B itu.
Bukan lagi 3B yang kita kenal dulu, Beauty, Brain, and Behavior
3B versi saya itu adalah potret gambaran buruk bagi perempuan jaman sekarang, entahlah kenapa saya bilang itu buruk, mungkin berikut alasannya:
1. Behel : Sebagaimana kita tahu, Behel, alias kawat gigi (saya heran gigi harus dipagerin) berfungsi untuk merapihkan gigi yang tidak rata, (Bahasa kasarnya biar gigi yang tonggos, rapih kembali). Tapi kemudian, beberapa tahun belakangan ini, pemakaian Behel semakin lama semakin gencar dikalangan perempuan zama sekarang, terutama para ABeGe. Padahal yang sering saya perhatikan, gigi mereka sudah rata, rapi, bahkan kinclong (mungkin odolnya dicampur bayclin sperti yang nona Elmira Elegan biasa lakukan, bukan begitu saudari elmira??). Intinya sekarang Behel terlihat seperti sebuah status, gengsi, atau apalah namanya itu. Bukan lagi sebagai fungsinya yang utama. Behelpun menjadi alih fungsi sebagai alat untuk memperlihatkan status sosial, demikian mungkin singkatnya. Oke next..
2. Blackberry : Wohoooooooo ini dia gadget yang mungkin paling HOT dan mutakhir abad kini, yayayyya mungkin ya mungkin tidak bagi sebagian orang. Tapi bagi para perempuan ibukota hal ini menjadi sebuah KEHARUSAN bukan KEBUTUHAN. Mereka yang awalnya tidak merasa membutuhkan beda ajaib ini seketika menjadi butuh karena pengaruh orang sekitar (teman misalnya yang sudah punya BB duluan), alasan utama ialah, punya BB berarti bisa BBMan sampe Bego, ya memang benar BB bukan Blackberry menurut saya tapi Bikin Bego, semua orang terutama perempuan menjadi addict sama benda ajaib ini, bahkan saya pernah mendengar kasus bahwa ada seorang wanita yang sampai tidak bisa dipisahkan sama BB nya pas lagi sakit parah. Sungguh memilukan!!
3. Branded : Untuk yang satu ini, hmmmm pertimbangan yang cukup signifikan. Hadirnya berbagai majalah fashion yang memunculkan berbagai Brand ternama membuat para perempuan menjadi seorang Branded Addict , okelah katakan mereka kreatif dan down to earth untuk urusan belanja (Misal belanja secondhand ataupun garage sale) tapi kenyataannya tetaplah branded. Kebanyakan dari mereka bahkan memilih barang-barang incarannya. Sale branded ternama paling sering diburu, padahal kenyataannya hanya beberapa persen saja diskon yang diberikan, mungkin pula sudah diperhitungkan lebih dahulu dengan si retailernya tersebut. Dunia fashion yang semakin membabi-buta pergerakannya membuat mata para perempuan semakin gila berbelanja dan menunjukan intuisi kreatifnya untuk mengembangkan industri fashion yang lebih modern. Disatu sisi ada baiknya, tapi disisi yang lain bagi perempuan yang tidak kuat mengikuti arus pergerakan dunia fashion, mereka seakan terbuang.
Lalu dimanakah LABEL 3B yang lebih kita kenal dulu dengan Beauty, Brain, and Behaviour??
Menyaksikan ajang Miss Indonesia 2010 kemarin sepertinya sangat menyedihkan. Tak disangka 3 Besar Finalisnya tidak ada satupun yang menguasai Bahasa Inggris dengan baik (Ini baru bahasa inggris saja, apakabar bahasa internasional yang lain). Sangat disayangkan bahwa mereka tidak seperti yang penonton harapkan, bagaimana bisa para juri meloloskan para perempuan yang seperti itu. Mungkin dilain sisi ada kelebihan yang lain, tapi ini adalah salah satu Kontes Kecantikan yang menjadi kunci penggambaran seorang wanita Indonesia untuk dibawa ke kancah Internasional nantinya. Jika dari awalnya saja mereka kewalahan hanya dengan pertanyaan berbahasa inggris, bagaimana lainnya (Faktor grogi tidak saya perhitungkan, karena saya pikir mereka harus sudah siap dengan berbagai pertanyaan yang saya tahu disetiap kontes itu sudah pasti diketahui, namun hanya diacak saja pertanyaannya, kalau si salah satu finalis itu mendapatkan yang susah, ia harus bisa mempersiapkan jawabannya dengan smaksimal mungkin).
Dari paparan tentang LABEL 3B yang biasanya menempel erat dengan ajang kontes kecantikan, sangat tidak tergambarkan. Okelah mereka cantik, tapi yang lainnya sepertinya NOL BESAR.
Bagi saya sangat memprihatinkan melihat perempuan sekarang tak seperti yang tergambarkan semestinya, entah yang semestinya itu seperti apa saya pun masih mencari-cari penggambaran itu. Cuplikan paparan dari gambaran imajinasi dan fakta yang saya miliki mungkin menjadi sebuah keprihatinan besar bagi para perempuan lainnya. Saya sendiri sebagai perempuan tidak ingin dicap sebagai 3B yang monoton dengan Label Beauty, Brain, and Beahviour, karen asaya pikir ketiga Label tersebut mungkin memang penting, tapi masih banyak Label-label pentinglainnya yang dimiliki setiap perempuan, karena saya tahu kita para wanika ini Unik.. ya kita unik wahai perempuan.
Lalu dengan 3B versi perempuan masa kini diharapkan bia menjadi sebuah pertimbangan bagi perempuan lainnya. Bukankah kalian pun tak ingin dianggap sebagai perempuan berlabel ini. Saya yakin kalian bangga dengan apa yang kalian miliki sekarang ini, teak perlulah menjadi orang lain untuk dianggap "ada" diantara yang lain. Just Be Your Self yoou look so Beautiful Girls ^_^
are you my only exception?
baru saja aku mendengarkan lagu Paramore - The Only Exception...dan mencoba memahami isi liriknya seperti berikut:
"maybe i know somewhere deep in my soul that love never lasts and we've got to find other ways to make it alone, keep a straight face and i've always lived like this, keeping a comfortable distance and up until now i had sworn to myself that I'm content with loneliness, because none of it was ever worth the risk...well, you are the only exception.."
Aku menganggap semua kalimat diatas sama seperti I HATE TO LOVE...Ya, kenyataannya si penulis lirikpun meang membenci cinta sejka melihat kedua orang tuanya bercerai...dimana cinta saat mereka sedang bertengkar? kemana cinta sampai membuat mereka berpisah? CINTA bukankah memang menyakitkan? namun...aku meresapi kalimat terakhir saat penulisnya bilang "Well, you're the only exception...ternyata dia nggak seamta-mata membenci cinta...ada seseorang yang membuatnya akhirnya gak perlu membenci cinta...
Kalau dia itu aku, aku mengibaratkan cinta itu kamu...ya lagi-lagi kamu...you're my only exception...saat saya sangat membenci betapa sulitnya hidup setelah pisah darimu, saya akhirnya sadar...that's the way love is...cinta membuat aku mampu melewati kebencian itu...
Selama berbulan-bulan aku hidup dengan muka datar, mencoba terlihat bahagia meskipun hatiku miris saat setiap orang menyayangkan keputusan aku berpisah darimu, tapi lagi-lagi cinta membuat aku belajar mengikhlaskan...
Sampai bulan kesebelas ini, aku akui aku masih diliputi dengan kekosongan...aku seperti bejana kosong tanpa air yang semakin lama hanya dipenuhi debu...bagaikan telur yang tak memiliki cangkang...sangat rapuh...serapuh-rapuhnya diriku...adalah diriku yang hidup tanpa kamu...
Oke, I HATE LOVE...namun lagi-lagi ternyata cinta membuat aku jadi lebih kuat...lebih kuat untuk meyakini kalau sebelas bulan yang telah aku lewati ternyata tidak seburuk yang ku kira...I'm still alive...HIDUP, BERNAFAS, MENGERJAKAN SKRIPSI, NONTON, HANGOUT...Aku masih sama...yang beda hanya...yah, lagi-lagi kamu tidak ada di setiap hela nafas kebahagiaanku atau di setiap desah kesedihanku...
Aku pengen menjadi apatis, frigid, nggak mau bercinta lagi...tapi aku ingat janjiku pada diri sendiri...aku mau terus mencinta entah karena aku mau buktiin ke kamu, kalau cinta itu ada...cinta yang membuat aku bertahan walau kamu tak sedetikpun menghiraukanku...Jadi, aku memang tak sepantasnya membenci cinta...karena cinta yang menuntunku untuk yakin pada hatiku...pada kamu yang bahkan aku nggak tahu dimana...
Yah, setidaknya aku merasa lebih lega karena kita terpisah jarak, ruang dan waktu...karena saat kamu nggak ada itu...aku terus belajar untuk mencintai...mencintai diriku...orang lain, lingkungan, pekerjaan, dan mencintai mimpi-mimpiku...
Sampai suatu saat nanti...saat kamu datang kembali ke hadapanku, aku sudah siap dengan sepenuh hatiku, menyuguhkan cinta hasil dari perjuangan panjangku belajar dari kesalahan...dan kalaupun kamu tidak akan pernah kembali...setidaknya cinta itu akan tetap hidup...dan aku akan terus mencintai sampai datang seseorang yang mampu menerima sebongkah cinta itu....
Now, I won't say I HATE LOVE...because you're my only exception...I hate that I love you so....
"maybe i know somewhere deep in my soul that love never lasts and we've got to find other ways to make it alone, keep a straight face and i've always lived like this, keeping a comfortable distance and up until now i had sworn to myself that I'm content with loneliness, because none of it was ever worth the risk...well, you are the only exception.."
Aku menganggap semua kalimat diatas sama seperti I HATE TO LOVE...Ya, kenyataannya si penulis lirikpun meang membenci cinta sejka melihat kedua orang tuanya bercerai...dimana cinta saat mereka sedang bertengkar? kemana cinta sampai membuat mereka berpisah? CINTA bukankah memang menyakitkan? namun...aku meresapi kalimat terakhir saat penulisnya bilang "Well, you're the only exception...ternyata dia nggak seamta-mata membenci cinta...ada seseorang yang membuatnya akhirnya gak perlu membenci cinta...
Kalau dia itu aku, aku mengibaratkan cinta itu kamu...ya lagi-lagi kamu...you're my only exception...saat saya sangat membenci betapa sulitnya hidup setelah pisah darimu, saya akhirnya sadar...that's the way love is...cinta membuat aku mampu melewati kebencian itu...
Selama berbulan-bulan aku hidup dengan muka datar, mencoba terlihat bahagia meskipun hatiku miris saat setiap orang menyayangkan keputusan aku berpisah darimu, tapi lagi-lagi cinta membuat aku belajar mengikhlaskan...
Sampai bulan kesebelas ini, aku akui aku masih diliputi dengan kekosongan...aku seperti bejana kosong tanpa air yang semakin lama hanya dipenuhi debu...bagaikan telur yang tak memiliki cangkang...sangat rapuh...serapuh-rapuhnya diriku...adalah diriku yang hidup tanpa kamu...
Oke, I HATE LOVE...namun lagi-lagi ternyata cinta membuat aku jadi lebih kuat...lebih kuat untuk meyakini kalau sebelas bulan yang telah aku lewati ternyata tidak seburuk yang ku kira...I'm still alive...HIDUP, BERNAFAS, MENGERJAKAN SKRIPSI, NONTON, HANGOUT...Aku masih sama...yang beda hanya...yah, lagi-lagi kamu tidak ada di setiap hela nafas kebahagiaanku atau di setiap desah kesedihanku...
Aku pengen menjadi apatis, frigid, nggak mau bercinta lagi...tapi aku ingat janjiku pada diri sendiri...aku mau terus mencinta entah karena aku mau buktiin ke kamu, kalau cinta itu ada...cinta yang membuat aku bertahan walau kamu tak sedetikpun menghiraukanku...Jadi, aku memang tak sepantasnya membenci cinta...karena cinta yang menuntunku untuk yakin pada hatiku...pada kamu yang bahkan aku nggak tahu dimana...
Yah, setidaknya aku merasa lebih lega karena kita terpisah jarak, ruang dan waktu...karena saat kamu nggak ada itu...aku terus belajar untuk mencintai...mencintai diriku...orang lain, lingkungan, pekerjaan, dan mencintai mimpi-mimpiku...
Sampai suatu saat nanti...saat kamu datang kembali ke hadapanku, aku sudah siap dengan sepenuh hatiku, menyuguhkan cinta hasil dari perjuangan panjangku belajar dari kesalahan...dan kalaupun kamu tidak akan pernah kembali...setidaknya cinta itu akan tetap hidup...dan aku akan terus mencintai sampai datang seseorang yang mampu menerima sebongkah cinta itu....
Now, I won't say I HATE LOVE...because you're my only exception...I hate that I love you so....
Langganan:
Postingan (Atom)