Conversation to God part 1

Selasa, 21 Desember 2010

Di suatu saat dalam hidup saya. Saya ingin sekali bertemu langsung dengan Tuhan. Banyak sekali pertanyaan tentang hidup yang rasanya saya ingin tanyakan langsung dengannya. I know. Everyday I face him. Setiap saya bersujud dan berdoa kepadanya saya tahu dia ada dihadapan saya. Saya hanya ingin merasa lebih dekat lagi di hadapannya. Saya ingin dia tahu saya wanita yang tegar hasil dari ciptaannnya dan saya telah belajar memperbarui ciptaan itu menjadi saya yang lebih tegar.

Namun, mengapa ketegaran ini malah membuat sya kehilangan orang-orang yang saya cintai. Kenapa sih Tuhan, Engkau tidak mengembalikan kekasih terbaik saya saat ini? Saya tahu, mungkin saya yang kurang tegar saat menghadapi dia yang mencoba jauh dari saya. Namun, saya kurang apalagi Tuhan. Saya sudah berasa menjadi tegar sampai rasa sakit itu sudah berkarat. Namun, dia tetap saja tidaa kembali. Engkau menyuruhku menunggu. Saya tahu bahwa sesutu itu akan indah pada waktunya. Tapi sampai kapan Tuhan. People change and hearts move on. Oke, saya tidak meragukan Engkau. Saya tahu mungkin saya memang harus menunggu. Tapi mengapa Engkau tida kmencoba membuat dia sedikit maju ke hadapan saya.sedikit saja. Hanya sekadar tahu bahwa saya mencintainya dan ia pun (mudah-mudahan) masih mencintai saya.

Apakah Engkau memang menciptakan saya untuk menjadi wanita yang terlalu dan sangat tegar. Kelewat tegar malah. Sejak dulu saya tidak pernah dapat kesempatan untuk menyatakan cinta saya pada orang-orang yang saya cintai. Mereka lalu hilang tanpa sempat saya sentuh sekalipun. Tuhan, tolong dengarkan saya. Sekali ini saja, Tuhan. Saya lelah menjadi tegar. Apakah memang sabar itu tidak ada batasnya, Tuhan? Lalu, kenapa ada rasa sakit? Bersabar tapi hasilnya sama saja buat apa Tuhan.

Tuhan tolong sampaikan padanya. Kalau ia mencintai saya, tolong tuntun hatinya agar ia kembali pada saya kapanpun Engkau siap mengembalikannya. Sampai waktunya saya pun belum berniat memindahkan hati saya dan menutup selamanya pintu hati saya. Namun, jika memang pada waktunya dia benar-benar tidak akan kembali tolong beritahu saya dari sekarang ini. Dengan berjuta caraMu. Dengan beribu insting yang saya miliki.
Tolong sadarkan saya. Akan kembali atau tidaknya dia. Saya mencintainya hanya karena Engkau ya Tuhan. Untuk-Mu. Untuk AgamaMu.

Dan tolong jaga hati ini, kalaupun cinta ini memang besar padanya, saya tidak akan melebihkan cinta ini lebih dari saya mencintai-Mu Tuhan. Karena sungguh cinta terbesar saya hanya untuk Engkau Tuhan. Terima Kasih Tuhan mau mendengarkan saya. Amin.