Pulang ke hatiku

Rabu, 02 Februari 2011

Bahkan memaafkan pun tak cukup untuk membuatmu kembali…

Sempat terbersit di kepalaku kalimat itu semalam. Aku memahami segalanya sudah selesai antara kita. Bahkan aku sudah berusaha meminta maaf dan mengikhlaskanmu pergi. Walau aku tahu ada sebagian dari kesalahanku yang membuatmu pergi. Lalu, aku berpikir kalau ada atap yang bocor satu-satunya jalan membuatnya nggak bocor lagi adalah memperbaikinya kan bukan menghancurkannya. Mungkin dulu aku salah. Aku berpikir semuanya sudah nggak bisa diperbaiki. Namun, sayangnya kamu pun sudah terlalu rapuh untuk memperbaiiki semuanya bersamaku. Sehingga akhirnya atap yang bocor itu benar-benar rapuh dan tak tersentuh untuk sempat diperbaiki.

Kini aku sudah sangat menyadari. Bahkan sempat saat aku memohonmu kembali dengan beribu alasan. Karena memang semua alasan hanya kembali kepadamu. Aku mencintaimu. Nggak ada alasan lain mengapa aku membutuhkanmu. Menginginkanku seperti tenggorokanku yang haus akan air.

Ini sudah 3 tahun kita berpisah. Sebisa mungkin, sekuat mungkin aku melewati seluruh hidupku tanpamu. Aku selalum enguatkan diriku kalau tanpamu aku baik-baik saja. Karena setidaknya aku sudah meminta maaf wlaupun kamu sama sekali tak memberikanku kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Aku sendiri masih sering bertanya-tanya. Apakah benar kamu sudah mengihlaskanku? Lalu mengapa kamu tidak berani membangun lagi? Aku tahu kita sama-sama terluka. Tapi bukankah kesempatan dan takdir itu masih mungkin untuk kita saling menyembuhkan…

Aku selalu menguatkan hatiku bahwa saat kamu pergi itu artinya suatu saat kamu akan kembali. Karena aku tahu saat kita berlari kita pasti akan kembali ke tempat pertama kita memulainya. Sama seperti lomba lari kan, dimulai di start dan akan berakhir di tempat pertama pelari itu memulai startnya.

Ya walaupun sekarang aku bahkan tidak tahu seperti apa kamu sekarang. Siapa yang membangunkanmu di pagi hari. Siapa yang membawakanmu sarapan. Siapa yang menyediakanmu susu cokelat sekardus. Siapa yang memijat punggung belakangmu. Siapa yang menyuruhmu mandi dan memakai parfum Davidoff Echo Man. Semua hanya doaku suatu saat aku bisa menjadi orang yang kamu butuhkan seperti dulu kamu butuh belaianku di rambut setengah-keritingmu, butuh pelukan-pelukanku di atas motor sportmu, butuh ciuman-ciumanku di hari burukmu. Aku yakin kamu bahagia sama siapapun kamu saat ini.

Aku pun sekarang sedang menikmati kebersamaanku dengan seseorang yang kubilang penggantimu saat ini. Jujur, berat bagiku untuk bilang dia penggantimu. Karena bagiku kamu tak tergantikan. Namun, aku bisa apa. Kamu tak juga dikembalikan oleh Tuhan, saat ini. Mungkin belum jalannya kita kembali bersama saat ini. Mungkin Tuhan ingin kita bertemu dengan orang lain dulu untuk saling belajar dan berbagi bersama orang yang saat ini membutuhkan cinta kita.

Aku masih menyimpanmu dalam hati ini. Ruang tempatmu berteduh masih selalu kosong. Aku siapkan hanya untukmu. Untuk sewaktu-waktu kamu pulang lagi ke hatiku. Aku sudah berusaha sekuat tenagaku menjaganya. Dan kalaupun sekarang ada orang yang aku sayangi itu tak pernah melebihi cintaku padamu. Kecuali takdir berkata lain. Percayalah.

Aku yang selalu menunggumu pulang ke hatiku….