Jakarta, 11 Agustus 2008
Dear Ay,
Sebenarnya hari ini sangat menyebalkan dan benar-benar ingin membuatku menangis. Mungkin kamu berpikir aku baik-baik saja saat kita jalan ke La Piazza tadi siang, tapi tahu nggak, setelah kamu mengantarku pulang, saat motormu menjauh dari pandanganku, aku menangis. Bukan…bukan karena kamu pergi tapi karena aku teringat kejadian tadi siang di kampus (Huh, aku sebel banget tetep aja kamu masih bisa tertawa-tawa, padahal aku benar-benar mau nangis saat itu juga!!)
Ingat nggak, waktu kita siap-siap berangkat ke La Piazza, senior kamu bilang, “Heh, Cha, lo mau ngajak cowok lo nonton atau tukang ojek nonton? Masa lo rapi, cowok lo pake sandal jepit gitu!”. Abis itu kamu diketawain sama semua anak-anak Elektro yang sedang berkumpul di pendopo. Saat itu juga aku baru “ngeh” kalau kamu pakai sandal jepit, celana bahan, kaos kekecilan, rambut keriting awut-awutan. Beda banget sama aku yang hari ini super rapi (pakai high heels segala lagi). Tapi kenapa dengan sandal jepit? Kenapa sih mereka mesti ngejelek-jelekin kamu? Apa sih yang salah?
Sayang, kamu tahu nggak mereka semua tuh menyebalkan! Aku nangis karena aku nggak terima kamu dijelek-jelekin terus…terus….dan TERUS!!! Bukan, bukan karena aku malu punya pacar kayak kamu, tapi aku nggak habis pikir aja kenapa sih mereka nggak suka banget sama penampilan kamu. Kenapa mereka bertanya ke aku terus, “Cha, cowok lo kok jarang mandi sih?”, “Cha, cowok lo bau!”, “Cha, cowok lo ndeso, petakilan banget sih!”
Aku juga ingat dulu ada senior kamu yang nyeletuk, “Ngaca dong bro, pantes gak Icha yang cantik kayak gitu jadi pacar lo?”, “Kok lo mau sih jadi pacar dia yang kayak gitu?”. Dan lain sebagainya yang membuat kepalaku mau meledak!!
Aku tahu mandi seperti sebuah semedi 1 tahun digunung buatmu…
Aku tahu memotong rambut buatmu lebih sulit daripada mengedit foto-foto
kita di Photoshop…
Aku tahu kamu agak-agak bau badan…
Aku tahu style kamu nggak oke, suka banget pakai sandal ke kampus…
Aku tahu kamu nggak bisa diem, petakilan, dan suka becanda....
Aku tahu kamu sama sekali nggak romantis…
Aku memahami prinsip kamu, “Lebih baik kurus sehat, daripada berotot tapi
penyakitan.”
Tapi apa sih yang salah dengan semua itu??
Mengapa mereka berpikir kalau aku nggak seharusnya jadi cewek kamu?
Kenapa sih mereka berpikir kalau cewek seperti aku pantas mendapatkan cowok yang lebih keren dari kamu?
Segitu salahnya-kah aku?
Sayang, dengar ya! Yang SALAH itu MEREKA. Mereka nggak pernah tahu kalau aku memilih kamu karena hanya KAMU...
Seseorang yang bela-belain hujan-hujanan, manjat pagar Labschool dan meneleponku, demi mendapat jawaban atas perasaanmu padaku…
Seseorang yang nggak rela ngelihat aku nunggu bus Rawamangun-Priuk yang lama banget datangnya, dan selalu siap mengantarku pulang kalau malam sudah terlalu menakutkan buatku…
Seseorang yang super pengertian, mana ada cowok yang mau memenuhi prinsip “3M yang nggak boleh diganggu oleh cowok” punyaku (Makan coklat, Membaca novel, dan menonton
film atau DVD). Cuma kamu yang bisa jadi orang itu. Nggak pernah ganggu aku pas baca novel, makan cokelat atau bahkan stealing kiss pas lagi nonton di bioskop (padahal cowok tau banget kesempatan paling gampang buat nge-kiss ceweknya adalah saat berdua di bioskop, kan?
Seseorang yang membuat keempat adik perempuanku menganggap kamu Adalah kakak lelaki mereka ‘satu-satunya’. Anehnya, saat adik bayiku menangis, tinggal disebutkan namamu saja, dia langsung diam. Oh God, aku nggak tau apa kamu malaikat penenang anak kecil, atau bukan?
Seseorang yang selalu membuatku tenang dengan petikan gitar dan lagu Tidurlah-nya Andra & the Backbone di handphone sebelum aku benar-benar tertidur.
Seseorang yang mau menenangkanku saat aku tiba-tiba menangis karena capek dan banyak pikiran….dan orang yang setia menemaniku di telepon saat aku dikerokin nenek pas masuk angin (thanks ya honey, padahal itu kan jam 3 malam)
Seseorang yang nggak pernah cemburu, padahal teman-teman dekatku kebanyakan cowok. Aku bingung kok ada cowok yang benar-benar percaya sama pacarnya sendiri??
Seseorang yang nggak pernah marah. Kenapa sih kamu nggak bisa marah? Aku selalu ingin tahu lho kenapa kamu nggak marah saat aku membuatmu kesal? Tapi kamu cuma bilang, “Aku bukan pemarah, marah cuma bikin orang jadi dendam. Apalagi sama cewek aku sendiri. Aku nggak bisa marah.” See, Tuhan aja bisa marah, kok kamu nggak bisa? Thanks God I Found You.
Seseorang yang bisa membuat aku tertawa setiap saat (tapi sebel juga gara-gara tertawa terus, kamu susah diajak buat serius)
Seseorang yang nggak pernah rela ngelihat aku belum makan dan selalu senang di ajak makan dimana saja. Seneng deh punya pacar suka makan kayak kamu hehehe…
Nah, lihat kan, ya ampun aku sudah lupa kalau kamu jarang mandi, urakan dan sering di jelek-jelekin sama orang. Tapi masa bodoh dengan semua itu. Aku cuma tahu kamu seperti yang aku sebutkan di atas. Kamu adalah lelaki pilihanku dan aku bukan orang yang tidak bisa memegang janji. Kamu adalah janjiku. Jadi, aku akan tetap memilihmu seburuk apapun keadaan menamparku.
Bahkan sekarang aku sudah terbiasa dengan candaan-candaanmu, caramu membuatku tersipu malu, caramu memijat keningku yang sering pening (walau awalnya sangat sakit, tapi lama-lama enak juga ada pijat gratis hehehe...), caramu memelukku, caramu memaksaku untuk memakai jaket di malam hari saat naik motor, ketidakromantisanmu, dan kepolosanmu saat minta cium padaku (ampun deh masa mau nyium aja mesti bilang- bilang!).
Aku juga selalu kangen dengan puisi-puisi sebelum tidur-mu (memang kadang sedikit gombal, tapi mampu membuatku meleleh, lho!), kangen menatap mata cokelat muda-mu (dulu aku pikir itu softlens, tapi thanks God, mata cokelat bening itu benar-benar murni matamu!), kangen merapikan poni-poni keriting-mu, dan kangen kepanikanmu saat aku marah padamu.
Semuanya membuat aku lupa akan kekuranganmu. Aku pikir Tuhan terlalu berlebihan memberikan seseorang sepertimu padaku. Kamu benar-benar anugerah, sayang.
Aku tahu kita sudah sama-sama dewasa. Kamu pasti bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Aku juga bukan Ibu kamu, makanya aku nggak mau mengatur-atur kamu. Cepat atau lambat, kamu pasti akan tahu mengapa aku menulis surat ini.
Aku cuma mau meyakinkanmu (meskipun sebenarnya aku tidak tahu, apa kamu memerdulikan keadaan ini) bahwa mereka berpenilaian jelek tentang dirimu karena mereka ingin kamu lebih peduli pada dirimu sendiri.
Dan aku adalah salah satu orang yang hadir disisimu untuk memedulikanmu, lebih dan lebih peduli padamu. Menyanggamu disaat kamu hampir terjatuh. Mendekapmu untuk
memberimu kekuatan. Menggenggammu untuk bersama-sama saling memperbaiki diri. Karena aku pun tidak sesempurna bidadari surga. Percayalah. Kita akan bersama, berbagi sedih dan bahagia.
Sayang, mulai besok aku janji nggak akan menangisi keadaan ini lagi. Nggak peduli besok rambut kamu jadi mirip Edi Brokoli, nggak peduli besok kamu nggak mandi lagi atau pakai sandal jepit lagi, nggak peduli besok orang-orang menyuruhku vermak kamu. Aku cuma mau kamu jadi kamu dan aku tetap jadi aku yang menerima kamu apa adanya, seutuhnya. Kalau mereka tetap tidak mau menerimamu apa adanya, ya sudah.
Aku akan tetap disampingmu. Bersamamu. Kemarin, hari ini, dan mudah-
mudahan sampai nanti.
Aku yang akhirnya mengerti bahwa mencintai
nggak perlu syarat dan ketentuan.
With luv,
Icha
Graduation...Congratulation!
Minggu, 26 September 2010
Finally, my big day...my graduation day is come! Yesterday at gedung serba guna, kampus B, Unj, me and all the graduate student followed the graduation ceremony...It was very proud of me to wear the Toga, accompanied by my parents and all my best fellas...there was also a surprise for me...someone who I've been waiting for so long, finally come to my graduation party. I was really happy he could come...he's my loved one...
Yeah, most of all, I was happy, finished my 4 year study, got very unforgettable memories, got very incredible experiences and knowledge, got many best friends and lover...I HOpe in the future, I can make benefit to other people with my applied knowledge...I want to make my parents proud of me... I wish I could...
Yeah, most of all, I was happy, finished my 4 year study, got very unforgettable memories, got very incredible experiences and knowledge, got many best friends and lover...I HOpe in the future, I can make benefit to other people with my applied knowledge...I want to make my parents proud of me... I wish I could...
Langganan:
Postingan (Atom)