Tanya Hati

Rabu, 12 Januari 2011

Aku nggak tau perasaan apa yang akhir-akhir ini menyelimuti hati ini. Hanya saja rasanya aku seperti memesuki sebuah ruangan yang penuh dengan rona jingga bersmeburat pink nan menenangkan. Disana aku merasa bahagia sekali. Sangat bahagia dari sebelumnya. Rasanya segala beban beratku hilang. Aku tiba-tiba bias tertawa lepas lagi. Tawa yang selama ini terpenjara dalam kurungan egoku sendiri. Aku masih tidak mengerti siapa sebenarnya yang membangun ruangan itu. Yang aku lihat diruangan itu ada seseorang tapi ia tak begitu tampak hanya ada semburat biru yang membuatku penasaran.

Diakah yang dari kemarin memporak-porandakan hatiku.
Diakah yang kini berani mendobrak pertahan yang selama ini aku bangun.
Diakah yang membuatku berani melepas segala ketakutan masa laluku.

Aku tidak tahu.

Karena dia tak juga Nampak. Aku bahkan tak bisa menyentuhnya. Aku mendekatinya, namun pendar cahanya malah makin menghilang. Namun, semakin menghilang semakin menghangat hatiku. Akh, siapa dia. Seperti apakah rupa dan bentuknya. Apakah dia Tuhan yang mendatangkan kenyamanan ini. Atau itu makhluk Tuhan yang diutusnya untuk membuka hatiku.

Lagi-lagi aku tidak tahu.

Karena aku sendirian. Aku tidak tahu harus bertanya pada siapa. Aku bertanya pada hatiku sendiri. Dia hanya tersenyum. Aku bertanya pada pikiranku. Dia malah berlari-lari seolah memaksaku mencari tahu terus siapa dia. Aku bertanya hati kecilku. Dia hanya bilang coba dengar hatimu. Katanya hatiku tahu jawabannya. Aku kembali ke hatiku, hati yang terkunci rapat dan menanti seseorang yang aku cintai. Hati lagi-lagi hanya tersenyum. Namun, dia berbisik perlahan.

“Coba buka aku sedikit saja. Biarkan cahaya itu masuk. Ia hanya ingin masuk. Kalau cahaya itu baik untukmu, aku pasti akan dengan senang hati menerimanya masuk. Tapi kamu tenang saja, kalau ia tidak baik untukmu saat ini, aku akan tetap mengosongkan ruanganku. Karena aku tahu seseorang yang kau nanti itu pasti akan kembali.”

Dan aku sekarang yakin. Mungkin sekarang waktunya membiarkan orang baru merawat hatiku. Biarlah hati yang memutuskan. Aku hanya perlu menikmati dan yakin. Kalau hati tak pernah salah memilih.