Beberapa waktu lalu saya dan teman saya pergi belanja bersama. Saya meminta teman saya menemani membeli sepatu baru. Hampir satu jam saya mendatangi beberapa toko sepatu hanya untuk mencari sepatu yang sesuai di kaki saya yang berukuran besar ini, selain karena saya juga orangnya susah memilih sepatu yang pas di hati. Saking bingungnya dengan sikap saya yang plin plan memilih sepatu ini atau sepatu itu, teman saya sampai bertanya begini, “Lo cari sepatu kayak apa sih? Sepatu kan cuma buat di taruh di kaki, nagapain deh cari yang rebet-rebet. Setau gue ya koleksi sepatu lo udah bejibun, masih aja tiap bulan kudu beli sepatu baru.” Saya cuma tersenyum menanggapi teman saya yang baru beberapa bulan di kantor saya kenal. Saya memang shoe-fetish, tapi nggak separah Imelda Marcos. Terus dia nambahin lagi, “Lagian lo kan single, sepatunya juga nggak bisa dipamerin ke siapa-siapa kan. Kalo punya pacar mah enak, bisa pamer ke pacar,” cerocosnya.
Kalimat itu langsung menohok hati saya. Mungkin memang banyak orang berpikir seperti itu. Banyak-banyakin sepatu baru cuma buat pamer ke pacar, biar pacar senang melihat ceweknya cantik setiap hari. Atau buat pamer ke orang-orang lain. Tapi bagi saya sepatu-sepatu itu nggak cuma buat pamer ke orang lain, melainkan buat pamer ke diri saya sendiri. Ya, diri saya sendiri. Sepatu buat saya menjadi alat penunjang kepercayaan diri plus alat penghargaan diri saya. Apalagi saya memang sedang menikmati masa-masa single. Bagi saya mengoleksi sepatu membuahkan sebuah kepuasan tersendiri lebih dari sebuah pujian dari seorang cowok. Sama saja seperti ketika saya membaca artikel seorang wanita mengoleksi lingerie. Orang pasti mikir buat apa sih koleksi lingerie banyak-banyak, toh yang melihat juga nggak ada. Lain ceritanya kalau sudah bersuami. Namun, apa pernah orang berpikir kalau pakaian dalam juga bisa meningkatkan kepercayaan diri seseorang? Sebuah artikel di salah satu portal lifestyle terkenal pernah menyebutkan bahwa lingerie tak hanya bertujuan untuk memberi kejutan pada pasangan tapi juga mampu memberi diri kita dorongan ego dan lingerie punya cara tersendiri membuat seorang wanita merasa powerfull dan percaya diri dengan beragam pilihan yangn sesuai bentuk tubuh.
Pernah ingat salah satu scene di Eat, Pray, Love, saat Liz bersama teman Italiano-nya berbelanja celana jeans? Ada scene setelah menjajal jeans, Liz melihat sepotong lingerie satin terpajang di mannequin. Liz sangat tertarik membelinya, namun Liz berpikir lagi. Buat siapa membeli lingerie itu? Nggak akan ada yang melihat juga kalau dia memakainya. Namun, temannya dengan tenang bilang begini, “Beli saja Liz. Bukan buat siapa-siapa. Tapi buat kamu sendiri. Hanya kamu.” Hal ini juga berlaku untuk beragam sepatu dengan bentuk, jenis dan warnanya. Semakin cantik, bagus dan enak dipakainya, sepatu akan membuat si pemakai merasa percaya diri. Bahkan high heels menjadi senjata ampuh bagi perempuan bertubuh pendek untuk membuatnya percaya diri karena merasa lebih tinggi.
Ada saatnya kita memang perlu memanjakan diri sendiri (tanpa terlalu konsumtif), sekedar untuk mendapatkan sepasang sepatu cantik, sepotong lingerie baru, beberapa jam spa, atau memiliki barang-barang lain yang membuat kita merasa nyaman dan menghargai diri Bukan untuk siapa-siapa sekali lagi. Tapi untuk diri sendiri sebagai hadiah dan penghargaan kalau kita hidup di dunia ini bukan hanya untuk pamer kemewahan yang kita miliki, atau pamer kemampuan menarik perhatian laki-laki dengan beragam barang dan sepatu yang kita pakai. Lagipula, kalau kita mau meluangkan waktu untuk memanjakan diri sendiri, ada sebuah perasaan tenang dan damai pada saat diri kita merasa terpuaskan. Kalau sudah merasa nyaman dengan diri sendiri, jadi single pun seharusnya kita nggak perlu cemas. Toh, dengan kepercayaan diri, tanpa pamerpun, segala sesuatu yang kita pakai dengan mudahnya bisa menarik perhatian orang kok. So ladies, spend your money and let’s keep our confidence and self-esteem!
Langganan:
Postingan (Atom)